Sunday, October 5, 2014

Senyum Hangat Sang Tuna Grahita/Big Broad Smiles of The Mental Disablers

~SENYUM HANGAT SANG TUNA GRAHITA~

Ribuan remaja merengek kepada orang tua mereka
"Ibu belikan aku Apple" "Ayah, belikan aku Jazz"
Tapi Komang bukanlah salah satu dari mereka
Komang hanya ingin tahu pakaian apa yang ia pakai hari Rabu kala itu
Dia hanya ingin tahu apa itu Rabu,
apa itu Pramuka,
apa itu Punk
Senyum di wajahnya dan teman-temannya yang begitu naif dan polos
membuat Bapak Guru memberikan stok kesabaran lebih kepada mereka
"Sekarang hari apa Komang? Komang pakai baju apa sekarang?"
"Sekarang Rabu, besok hari apa?"
Tanpa lelah, kata-kata itu dilontarkan berulang kali
Hanya untuk Komang, hingga dia bisa menjawab tanpa kesalahan
Tenggorokan Pak Guru tak pernah terasa kering, meski air tak membanjiri
Dayu hanya ingin tahu apa itu satu,
apa itu dua,
apa itu tiga
Senyum lepasnya adalah Pelangi bagi sang Guru
"Dua warnanya biru. Warna langit. Mana dua?"
"Warna daun. Cari yang warna daun. Itulah empat"
Ibu dan Bapak Guru tak pernah melepaskan perhatian dan sentuhan hangat mereka pada sang siswa
Siswa-siswa remaja yang penuh harap tahu apa itu angka, huruf, warna dan pakaian
Siswa-siswa remaja yang tak segan memberikan senyum polos yang mewarnai dunia
Siswa-siswa yang menggetarkan jiwaku, Doder dan Lina
Ketika tangan hangat mereka menyentuh tangan kami
Ketika keterbatasan tak mampu meluluhkan senyum dari wajah polos mereka
Senyum yang seolah berkata,
"Terima kasih, kak"
"Kami hanyalah satu dari sekian banyak bata di dinding yang membangun dunia"
"Sama seperti semua orang"

RAHAJENG SARASWATI
~BIG BROAD SMILES OF THE MENTAL DISABLERS~

A flock of teens, nay, Herds of teens cry a loud to their folks saying,
"Mom, I  want an Apple" "Dad, I need to ride a Jazz"
Komang is not on the list
Komang merely wanted to know what he was wearing on the Sunny Wednesday
"What is Wednesday" his mind might get stumbled on that thought
"What is Scout uniform? What is Punk?"
Big broad smiles of his and his friends were full of naivity and purity
Forcing the teacher to give a heartful of patience and affection
"What day is it today, Komang? What are you wearing today, Komang?"
"Today's Wednesday, what day will it be tomorrow?"
Those were the words he uttered restlessly
Just for Komang, so that he could nullify every mistake on his answers
His throat was never get drained, though nothing drops inside
Dayu wanted to know what one is
and two,
and three
Her broad smile was a rainbow for the teachers
"The color of two is blue. The color of sky. Which one is that?"
"The color of leaves. Find out which one, that's four."
Attention and warm touches were never made absent by the teachers
Teenage students full of hope of knowing numbers, letters, colors, and clothes
Students with big warm and naive smiles that color the picture of the Earth
Kids that moved Doder's, Lina's and my soul
As they touched our hands with warmth and gentleness
When limit couldn't tear their smiles apart from faces full of purity
Smiles through which the kids wanted to say,
"Thank you"
"We are ones of those bricks on the wall building up the world"
"Just like other people"

No comments:

Post a Comment