Friday, November 18, 2016

Tulisan Ngambang: Jangan Melabeli Diri dengan Agama Tertentu




Saran Saya, Jangan Melabeli Diri Dengan Agama Tertentu

Kita harus berbuat baik kepada semua orang, bahkan semua makhluk. Bukan karena kita ingin masuk surga, bukan karena kita takut dihukum Tuhan jika tidak melakukan itu, tapi karena secara logika dan akal sehat, itulah yang seharusnya kita lakukan.

Kenapa secara logika, saya bilang? Kembali lagi, kita pikirkan apa yang terjadi sekarang, bukan apa yang mungkin terjadi saat kita meninggal. Sekarang kita tinggal bersama manusia lain. Dan secara otomatis, seharusnya cara berpikir kita juga sama. Jika kita berbuat baik pada mereka, maka mereka secara logika seharusnya juga berbuat baik pada kita. Begitu pula sebaliknya.

Saya tidak bermaksud untuk menistakan agama, atau sebagainya. Saya percaya bahwa semua agama mengajarkan berbagai ajaran yang begitu indah, menarik dan positif. Saya sangat senang bila diberikan media dan kesempatan untuk mempelajari berbagai agama, karena saya yakin tujuan semua agama hanya satu: kedamaian. Maka dari itu, saya berpikir, dan saya yakin ini akan sangat susah diterima oleh siapapun, bahkan saya sendiri. Saya berpikir kenapa kita terlahir berlabel agama tertentu? Kenapa di KTP kita ada identitas agama? Kenapa? Agama itu adalah kepercayaan. PERSONAL BELIEF. Kenapa kita dari sekarang tidak mencoba untuk menganut LEBIH DARI satu agama sekaligus. Setiap agama memiliki ajaran-ajarannya masing-masing, dan dari sekian ajaran itu, kenapa tidak kita gabungkan, sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan kita? Kenapa kita masih menganggap bahwa jika kita telah menganut suatu agama tertentu, maka kita tidak bisa menganut agama lain sekaligus? Kenapa kita berpikir, misalkan ada seorang perempuan yang beragama A, kemudian menikah dengan pria beragama B. Lalu, kenapa mindset kita menyarankan idealnya salah satu dari mereka meninggalkan agamanya dan mengikuti agama pasangannya? Kenapa mereka tak bisa menggabungkan kedua agama itu dalam diri mereka? Oke, mungkin ada suatu kasus di mana ajaran agama A dan ajaran agama B kontradiktif. Contoh saja, Agama Islam mengharamkan daging babi. Sedangkan daging babi bagi umat Hindu, khususnya umat Hindu Bali, adalah makanan wajib. Nah, sesuai dengan cara berpikir saya yang telah saya paparkan tadi, saya mengatakan bahwa, kenapa tidak kita gabung saja dua ajaran itu? Kita gunakan prinsip kompromi. Saat ada ajaran-ajaran yang kontradiktif seperti itu, kita ambil jalan tengah. Jadi, mungkin saja seorang umat Muslim menggabungkan ajaran Hindu dalam hidupnya, namun tetap tidak makan babi.

Inti dari gagasan saya, dan mungkin akan sangat susah untuk diterima adalah, kita harus fleksibel dalam menganut suatu ajaran. Inti dari ajaran agama adalah bagaimana kita hidup secara harmonis, damai, tentram, sehat dan bahagia bersama-sama.

Sudah terlalu sering, di mana pun, sudah terlalu sering konflik, perang, rusuh yang disebabkan oleh agama terjadi. Lalu, jika suatu saat tidak ada orang yang berlabel agama Hindu, orang yang berlabel agama Islam, ataupun Kristen, ataupun Budha, atau agama apapun, semua ajaran agama-agama itu melebur menjadi satu, saya rasa, konflik-konflik sedemikian rupa akan bisa diminimalisir. Namun tentu saja, masih akan ada kelompok-kelompok fanatik dan radikal dari suatu agama itu yang mungkin akan tetap mencoba mengatakan bahwa agamanya lah yang paling hebat.

Karena itu, agama dalam KTP tidak usah diisi.

Sekali lagi, kita hidup dengan manusia, bukan dengan Tuhan, meskipun kita bisa merasakan Beliau dan kita yakin Beliau bersama kita. Tapi tetap, yang sudah pasti kita tahu adalah, kita hidup dengan manusia dan banyak makhluk lainnya. Oleh karena itu, kita tingkatkan dulu hubungan kita dengan manusia dan makhluk hidup lainnya, baru kita bisa berpikir untuk berhubungan dengan Tuhan. Tulisan ini akan tidak disetujui oleh banyak orang, tapi pikiran saya ini saya rasa layak untuk dikemukakan tanpa bermaksud negatif. Yang saya katakan, menjaga hubungan dengan manusia dan makhluk hidup lainnya jauh lebih penting, atau setidaknya sama pentingnya dengan menjaga hubungan dengan Tuhan. Sebagai manusia, akal sehat kita mendikte bahwa kita selayaknya berbuat baik dengan manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa alasan tertentu. Bukan agar kita masuk surga, bukan agar kita disayangi Tuhan, tapi karena itu adalah suatu kewajiban arbitraris logis yang tanpa perlu penjelasan ataupun alasan khusus memang harus kita lakukan.


No comments:

Post a Comment